Kebanyakan orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah e-book (buku eletronik) yang sudah menjadi tren pada era digital. E-book sendiri merupakan bentuk baru dari buku cetak yang mengalami digitalisasi sehingga memudahkan pembaca untuk mengakses melalui berbagai perangkat seperti smartphone dan laptop. Jika dibandingkan dengan buku cetak, e-book memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya semakin eksis di kalangan pengguna media digital.
Baca lebih lanjutDiproteksi: Buku Milik Anna (Bagian 3/ END)
Memori dan Fotografi
Layaknya sebuah memori
Seringkali kau bingkai momen melalui fotografi
Berharap mereka tetap mengikatmu pada masa lampau
Baca lebih lanjutPuisi
Lelaki itu menari bersama ribuan kata di kepalanya
Memikat kata-kata itu dengan gaya bahasa
Memeluk mesra kata-kata
Dengan suasana hangat bernuansa politis
Bukan romantis apalagi melankolis
.
Kata-kata jadi bertanya
Apakah si lelaki persetan soal cinta
Dan lelaki itu hanya tertawa
Kisah Pria Tua dan Hewan Peliharaannya
Buku Milik Anna (Bagian 2)

“Kapan Kakak sampai?” tanya Anna seraya menyerahkan segelas teh hangat.
Pria itu menghirup aroma kamomil yang menenangkan. Uap panas mengepul di udara. Anna baru saja menyeduh dengan air yang baru masak. Meskipun tubuh pria itu terasa agak dingin, ia enggan menegaknya segera atau lidahnya akan terbakar. Sekarang, pria itu meletakkan gelasnya di atas meja kaca berukuran kecil di samping sofa. Di antara dua buah majalah dan bungkus keripik dengan zipper terbuka. Lantas ia menengok gadis muda disampingnya yang tengah duduk bersila sambil mengacak-acak rambut menggunakan handuk kecil. Kebiasaan lama yang tak pernah berubah. Anna tak suka mengeringkan rambut dengan hair dryer kecuali sedang diburu waktu. Ia tak suka sensasi panas yang mampu merusak batang rambut. Meskipun jadi lama, Anna tak mempermasalahkannya. Ia menyebut dirinya sendiri adalah orang yang sabar untuk mengatasi perkara sepele semacam itu.
Baca lebih lanjutBuku Milik Anna (Bagian 1)

Anna menarik napas panjang. Sambil terus menatap layar komputer jari-jemarinya dibiarkan menari diatas keyboard. Hari itu menjadi sangat sibuk dan melelahkan bagi Anna. Meskipun pikirannya sedang kacau karena beberapa persoalan tetapi ia tidak bisa melupa pada sejumlah tulisan yang hampir mencapai tenggat waktu setor. Sesekali ia memilin kepalanya atau menegak cairan pekat berkafein untuk membuatnya tetap fokus. Barangkali hampir pukul delapan, Anna melihat dua rekan kerjanya telah beranjak dari kursi dan berkata singkat sebelum pergi – sekadar ucapan basa-basi untuk meninggalkan kantor lebih dahulu – yang lekas Anna balas sopan seolah mempersilakan. Beberapa sekon kemudian, seseorang disampingnya memanggil pelan. Dari balik sekat yang memisahkan kedua meja kerja itu kepala seorang wanita dengan rambut sebahu menyembul. Memperhatikan yang diajak bicara tak mengalihkan atensi sedikit pun dari layar komputer, ia menepuk kecil bahu Anna.
Baca lebih lanjutWanita yang Meminjam Nama Pria
George Eliot. Jika mendengar nama itu, apa yang terlintas di benak Anda pertama kali? Seorang pria?
Baca lebih lanjutRekomendasi Buku Antologi Cerpen
Pernah gak sih baca novel tapi gak selesai? Barangkali dengan satu jalan cerita membuat Anda cepat merasa bosan. Apalagi gaya bahasa yang bertele-tele atau alur yang mudah ditebak. Kalau iya, mungkin buku antologi cerpen bisa dijadikan sebagai alternatif. Selain menyuguhkan beragam kisah, antologi cerpen biasanya juga menawarkan gaya eksplorasi cerita yang menarik dari seorang atau bahkan banyak Penulis dalam satu buku. Berikut rekomendasi buku antologi cerpen yang layak masuk list bacaan Anda.
Baca lebih lanjutHobi yang Sia-Sia
"Ini novel untuk anak-anak,Pak."


Ucap seorang pedagang pada Bapak saya. Ketika itu saya berusia tujuh tahun. Dengan sedikit berjinjit, saya meraih sebuah buku di hadapan saya yang berada di tumpukan teratas. Sasti, demikian judul yang tertera. Saya tidak ingat betul berapa harganya. Barangkali berkisar 10k sampai 20k. Tak mau pilih-pilih lagi, saya lantas menarik lengan baju Bapak dan memberikan buku tersebut. Sembari menunggu Bapak membayar, saya mengamati deretan kios lain di sana. Sarat akan pengunjung meskipun lokasinya di pinggir jalan dan terasa kian panas di siang hari. Konon Bapak juga sering membeli buku di sana karena harganya memang terjangkau. Sayang beberapa tahun terakhir ini, kios-kios buku yang terletak di belakang Sriwedari Solo itu sudah tidak se-lengkap dan se-ramai dulu lagi. Digeser oleh keberadaan toko-toko buku yang lebih modern.
Baca lebih lanjut